Rabu, 20 November 2013

Tahun Depan Ekonomi Membaik, Waktunya BI menurunkan BI Rate

Tahun depan diyakini sebagai tahun baik bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono memproyeksi ekonomi nasional bisa tumbuh 6 persen tahun depan.
"Pertumbuhan tahun ini memang 5,8 persen, karena memang tidak mungkin tumbuh di 6 persen. Tapi tahun depan masih ada kemungkinan tumbuh di angka 6 persen, paling jelek 5,9 persen, papat Tony di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (19/11).
Tony juga optimis inflasi tahun depan akan berada di kisaran angka 5,5 persen hingga 6 persen. Sebab, tahun depan pemerintah tidak mungkin kembali menerapkan kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diakui menjadi pemicu terdongkraknya inflasi tahun ini.
"Tahun depan tidak terjadi lagi inflasi sebesar tahun ini, 9 persen, di atas 8 persen lah. Pemerintah tidak punya beban kenaikan harga BBM. Tahun depan, inflasi 5,5 persen hingga 6 persen," papar Tony.
Menurutnya, dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup optimis tahun depan, bisa menjadi stimulus bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate sekaligus mendorong pertumbuhan kredit perbankan ke kisaran angka 20 persen.
"Dengan kondisi seperti ini, harapannya paling tidak BI rate 7 persen, syukur-syukur bisa di bawah itu. Ekspansi kredit bisa kembali normal dekati level 20-19 persen," ungkap Tony.

kasus Bank Century

Kasus Bank Century hingga kini belum juga tuntas. KPK hingga kini baru menetapkan mantan Deputi V Bidang Pengawasan Bank Indonesia Budi Mulya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka pendek (FPJP) kepada Bank Century.
Menurut pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy, pemberian FPJP tersebut bukan kewenangan Budi Mulya. Tetapi, pemberian FPJP senilai Rp 638 miliar kepada Bank Century, diputuskan dalam rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI). Jadi tak selayaknya Budi Mulya ditetapkan tersangka tunggal dalam perkara tersebut.
"Itu bukan keputusan Budi Mulya. Itu kan keputusan rapat Dewan Gubernur BI. Kalau rapat dewan gubernur mekanismenya berarti bukan tanggung jawab Budi Mulya," kata Noorsy di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (20/11/2013).
Pada kesempatan itu, Noorsy yang akan diperiksa sebagai saksi ahli dalam kasus itu menjelaskan, pemberian FPJP memerlukan persyaratan yang diatur BI selaku bank sentral. Persyaratan tersebut, kata dia, yakni jaminannya harus mudah dan liquid (ketersediaan uang di bank).
"Nggak usah pakai Peraturan BI. Karena BI sebagai bank pembiayaan lender of the last resort itu kalimatnya adalah FPJP bisa dicairkan bila jaminannya liquid dan mudah dicairkan," imbuhnya.
Namun dalam praktiknya, kata Noorsy, posisi liquid dan mudah dicairkan tidak memenuhi syarat. "Apalagi kemudian jumlah jaminannya tidak memadai, CAR-nya tidak memadai. Itu nggak bisa dari segi proses FPJP nya. Itu nggak memenuhi syarat," jelas Ichsanuddin.
Ketua KPK Abraham Samad juga pernah mengungkapkan, penetapan dan penahanan Budi Mulya oleh lembaganya, tidak lantas menghentikan kasus tersebut. Kata Abraham, lembaganya pun saat ini sedang mendalami dugaan keterlibatan pihak lain terkait pencairan dana sebesar Rp 6,7 triliun. (Rmn/Mut).

Krisis Keuangan, Persija Belum Bisa Pastikan Status Sejumlah Pemain

Jakarta - Ketua Umum Persija Jakarta Fery Paulus angkat bicara soal tuntutan para suporter yang meminta kejelasan manajemen klub. Ia berjanji segera menyelesaikan permasalahan itu.

Ratusan suporter Persija hari ini menggelar aksi demonstrasi karena merasa kecewa dengan manajemen klub kesayangannya. Salah satu masalah terbesar adalah sejumlah pemain bintangnya terancam pergi karena urusan finansial.

"Untuk masalah pemain, kami belum bisa memastikan untuk mempertahankan pemain-pemain senior, karena kami memang masih mengalami krisis finansial," ujar Ferry di kantor Persija di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (3/1/2012).

"Sampai saat ini kami belum bisa pastikan kapan mereka bisa bergabung karena masih dalam proses negosiasi yang alot," sambungnya.

"Kami sudah berkomunikasi kepada para pemain senior itu. Tapi untuk saat ini mereka belum bisa bergabung karena masih menunggu kejelasan kontrak mereka."

Persija saat ini dikabarkan cuma memiliki 18 pemain. Delapan pemain lainnya masih mogok latihan karena gajinya masih tertunggak. Dijelaskan Ferry, di musim lalu Persija berutang total Rp 8 miliar, sedangkan saat ini, menjelang musim baru kompetisi, masih punya tunggakan sekitar Rp 3,7 miliar.

"Saya belum tahu kapan bisa diselesaikan. Tapi kami berjanji secepat mungkin, kami terus melakukan upaya-upaya," tegas Ferry.

Timnas U-19 : Harapan Masyarakat Indonesia

Ketika yang senior tak kunjung berprestasi, maka ketika sekumpulan remaja ini mempertontonkan permainan dan semangat bertarung yang menawan, mimpi dan harapan itu pun dipindahkan ke timnas U-19.

Sampai bulan lalu, tak banyak orang yang tidak tahu siapa itu Evan Dimas, Ilham Udin Armiyn, Maldini Pali, dan nama-nama lain di timnas U-19 itu. Tentu saja, karena mereka tidak beredar di kompetisi lokal yang mengusung cap profesional, yang lumrahnya mendapatkan ekspos besar dari media, dan dari mana pemain-pemain timnas diserap.

Anak-anak muda itu --mereka baru beberapa tahun melepas statusnya sebagaiABG (Anak Baru Gede)-- adalah anak-anak SSB, pemain-pemain amatir, berasal dari berbagai daerah, serta jauh dari gambaran bahwa pemain sepakbola adalah profesi yang mapan secara ekonomi.

Evan sang kapten, misalnya, ayahnya bekerja sebagai satpam sebuah pusat perbelanjaan; atau Muhammad Factur Rohman yang bapaknya berjualan pakaian; atau Maldini Pali yang orangtuanya "cuma" PNS; atau kiper Ravi Murdianto yang bapaknya bekerja sebagai sopir mobil box sales alat tulis.

Latar belakang keluarga selalu menjadi cerita menarik untuk diketahui, walaupun sejatinya bukan itu yang dicari oleh masyarakat Indonesia penggila sepakbola. Yang mereka tahu, sampai bulan lalu, anak-anak muda itu ternyata memperlihatkan sesuatu yang menjanjikan, yang selama ini entah terbang ke mana dari dunia sepakbola di tanah air: prestasi.

U-19 tentu saja bukan level yang prestisius, bahkan sampai U-21 sekalipun. Tapi sepakbola di level usia ini penting karena merupakan sebuah ukuran proses pembinaan dan perkembangan seorang pemain bola. Khusus buat Indonesia, yang mana istilah "pembinaan usia muda" dinilai jalan di tempat, keberhasilan "Garuda Muda" menjuarai Piala AFF U-19 membuka mata bahwa harapan itu selalu ada. Malahan itu menguatkan sebuah tesis bahwa dalam hal bakat, Indonesia memiliki bibit-bibit yang bisa bersaing dengan negara-negara lain. Dalam banyak turnamen yunior, rekam jejak anak-anak "Merah Putih" sesungguhnya terbilang bagus. Contoh paling akhir adalah, selain Piala AFF U-19, wakil Indonesia di Danone Nations Cup, yang disebut-sebut sebagai Piala Dunia-nya untuk anak-anak usia 10-12 tahun, berhasil menduduki peringkat kedelapan dari 32 negara.

Mengutip Coach Timo Scheunemann, Indonesia memang punya bibit-bibit yang unggul. Masalahnya, ceritanya bisa lain ketika para pemain itu mulai menapak ke jenjang yang lebih tinggi. Sistem pembinaan, yang disusul kemudian oleh kultur, iklim dan juga sistem yang dirancang dan dikelola oleh mereka-mereka yang memiliki otoritas membangun sepakbola di negeri ini, bisa menjadi sebuah pertaruhan di masa depan.

Timnas U-19 ini harus diakui memang sangat menjanjikan. Kalangan pengamat maupun masyarakat awam bersepakat bahwa tim ini bisa bermain, baik secara fisik maupun taktik. Pelatih Indra Sjafri, yang dikenal gemar blusukan ke pelosok-pelosok untuk mencari pemain-pemain muda berbakat, layak diberi credit pointdalam hal ini.

Yang paling kentara adalah, euforia yang seketika terbentuk setelah tim ini menjuarai Piala AFF bulan lalu, mencerminkan betapa masyarakat kita haus dan dahaga pada prestasi. Kemenangan dan menjadi juara sudah lama menjadi mimpi besar bangsa ini di dunia sepakbola, setelah terakhir kali meraihnya 22 tahun silam. So so long ago.

Harus diakui, kecintaan masyarakat Indonesia pada timnasnya sungguh luar biasa, dan sering kali bikin geleng-geleng kepala. Pada sebagian orang, harapan untuk melihat timnas jadi juara tak pernah padam, betapapun berkali-kali itu pula mereka mesti kecewa. Maka timnas U-19 ini seperti oasis di gurun pasir, laksana matahari jam setengah enam pagi, yang datang untuk menyirnakan kegelapan malam.


Mengapa Harus Zahir?

Pembukuan yaitu catatan transaksi atau penjurnalan yang dibuat secara kronologis (menurut urutan waktu) dan sistematis (menurut cara-cara tertentu). Setiap organisasi / kelompok, mengelola pembukuan dengan baik yaitu sesuai jenis / bidang usaha masing – masing serta diisi dengan tertib, teratur dan benar. Sebab dengan pembukuan yang baik, dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Salah satu parameter sebuah bisnis itu hidup dan merangkak naik maupun berlari menanjak adalah adanya pembukuan yang aktif digunakan setiap hari setiap kali terjadi transaksi.

Dalam Zahir Accounting Versi 5.1 proses pembukuan ini dilakukan secara otomatis membentuk jurnal. Jurnal yang di buat otomastis tersebut dapat berjumlah lebih dari satu, misalnya jurnal pembelian secara kredit akan dibuatkaan tiga jurnal yaitu jurnal pembelian, jurnal pembayaran uang muka dan jurnal pencadangan penghapusan hutang, demikian juga untuk jurnal – jurnal lainnya. Sehingga Anda dapat langsung melihat buku besar masing-masing perkiraan.

Sehingga bisa kita simpulkan bahwa para pengusaha dan karyawan sendiri mendapat manfaat dari pembukuan otomatis yang benar. Manfaat pembukuan yang rapi, detil, dan tepat antara lain:
 
1. Memudahkan manajer dalam mengecek perkembangan bisnis 
2. Memudahkan bagian keuangan untuk menghitung keuntungan atau kerugian yang terjadi 
3. Memudahkan bagian gudang atau stok barang dalam mengkroscek ketersediaan barang atas dasar terjadinya penjualan pada pembukuan penjualan dengan kartu stok barang Membantu manajer dalam merencanakan strategi selanjutnya (marketing, pengadaan barang, negosiasi, dll) 
4. Mengurangi potensi terjadinya kecurangan dalam kerja 
5. Mengantisipasi terjadinya salah data 
6. Menentukan produk yang akan lebih diprioritaskan 
7. Menghemat waktu dalam pekerjaan
8. Membantu penaksiran gaji karyawan


Nah, bagaimana menurut Anda, pembukuan otomatis sangat penting bukan? Ini adalah sebuah strategi bisnis yang akan berlanjut. Seiring jumlah barang berkurang atau jasa terpakai, maka harus terjadi penghasilan finansial yang akhirnya menghasilkan residu yang bernama profit. Jika sudah terjadi profit, barulah bisnis dikatakan berpotensi untuk tetap dijalankan.


Moralitas Pelajar Jaman Sekarang

Pelajar yang merupakan aset bangsa dalam mewujudkan cita-cita bangsa serta membela tanah air memang selayaknya bertindak sesuai aturan dan norma yang ada. Selain belajar dan menuntut ilmu, pelajar yang normal seharusnya menjungjung tingkat nasionalisme serta memiliki akhlak yang baik. Jika sudah mempunyai poin-poin tersebut, bangsa kita akan terbebas dari hal-hal yang negative seperti tindakan kekerasan bahkan tindakan asusila.
Belakangan ini Indonesia dikejutkan dengan kelakuan para pelajar yang sudah bertindak diluar batas normal. Bukan hanya melakukan tawuran yang memang sangat merugikan semua pihak, melainkan video porno yang sudah beredar hampir keseluruh tanah air dengan adegan yang menurut dunia pendidikan sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar apalagi didepan umum. Ironisnya, pelajar-pelajar yang melakukan aksi melakukan tersebut sama sekali tidak merasa keberatan merekam tindakan asusilanya tersebut dan bahkan menjadikan aksi tersebut sebagai lelucon dan gurauan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi sedangkan yang seharusnya mereka lakukan adalah belajar serta menuntut ilmu demi masa depan mereka dan kemajuan bangsa.
Pemerintah yang menanggapi permasalahan tersebut melihat adanya aspek pengawasan yang rendah dari orang tua pelajar-pelajar tersebut serta rendahnya pengawasan dari aparat setempat jika ditinjau mengenai kasus tawuran antarpelajar bahkan antarmahasiswa. Bimbingan yang kuat serta pengawasan dari pendidik juga sangat diperlukan, apalagi motif yang mendasar adanya tindak kekerasan atarpelajar tersebut adalah persaingan antar sekolah serta dendam pribadi dari salah satu pelajar yang menjadi provokator. Tindakan kekerasan dan asusila yang mewabah kepada pelajar jaman sekarang harus disikapi dengan bijaksana agar adanya penyelesaian yang efesien. Diperlukan pengawasan yang lebih dari orang tua dan pendidik sekarang ini agar pelajar yang bersikap diluar batas bias diarahkan menjadi lebih baik. Jika tidak ada tindakan yang tegas, tawuran dan tindak asusila akan merajalela serta nilai-nilai bangsa akan hilang begitu saja.
Pegawasan yang ketat memang merupakan kunci utama yang harus dilakukan orang tua dan guru-guru sekarang ini. Karena lingkup termudah yang turut andil dalam pencegahan tidak kekerasan dan asusila terhadap pelajar adalah dimulai dari keluarga dan lingkungan sekolah. Pemerintah pun harus tetap berupaya dalam penuntasan kasus-kasus tersebut melalui aparat setempat dan system keamanan yang berlaku diseluruh wilayah tanah air. Pelajar Indonesia harus diarahkan kepada segala hal yang positif karena merekalah yang menjadi generasi penerus bangsa. Menjadi siswa-siswi yang berprestasi dan membanggakan haruslah menjadi target mereka. Dengan demikian, peran orang tua serta pemerintah dalam mewujudkan generasi bangsa yang cerdas tidak akan sia-sia.


Penerapan Jam Malam di DKI

Sebagai langkah antisipasi anak di bawah umur berkeliaran pada tengah malam, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan menerapkan jam malam bagi pelajar. Saat ini, rencana pemberlakukan jam malam bagi pelajar sedang dikaji oleh Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok"Tjahaja Purnama mengakui penerapan jam malam untuk pelajar sangat sulit dilakukan di Jakarta. Namun, kebutuhan peraturan yang melarang anak-anak di bawah umur khususnya pelajar keluar tengah malam sangat diperlukan. Mengingat, banyak sekali kegiatan negatif di malam hari melibatkan anak-anak dibawah umur.
“Saya rasa itu sulit, makanya harus kami kaji pemberlakuan jam malam pelajar. Kami tidak terlalu berani bilang iya. Karena memang secara logika anak-anak di bawah umum seharusnya tidak boleh keluar tengah malam, apalagi di jalan raya. Kalau itu kan sudah ada undang-undangnya,” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (12/9).
Ada aturan dalam Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Angkutan Lalu Lintas dan Jalan Raya, pengemudi kendaraan bermotor harus mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Sedangkan untuk mendapatkan SIM telah diatur harus berumur minimal 17 tahun.
Ahok mengungkapkan saat ini pengkajian penerapan jam malam bagi pelajar sedang dalam proses pembahasan. Dari proses tersebut, telah terjadi perdebatan yang alot terhadap kelebihan dan kekurangan pemberlakukan atura tersebut.
“Disdik sudah mengkaji hal itu, makanya terjadi perdebatan panjang. Makanya saya mau undang lagi salah satu pakar yang mengatur soal itu, baik buruknya untuk anak-anak. Pak Agus Suradika (Wakil Kepala Disdik) akan mengatur jadwal untuk duduk bareng dengan pakar itu,” ujarnya.
Selama peraturan jam malam belum diterapkan, Ahok mengimbau kegiatan anak-anak dapat dikontrol dari lingkungan perumahan dan pengawasan orangtua. Misalnya, anak-anak di bawah umur menginap di hotel pada malam hari bersama orangtuanya atau berjalan-jalan pada malam hari di sekitar hotel merupakan hal yang wajar.
Tindakan yang tidak wajar bila anak-anak pelajar membawa kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, dan kebut-kebutan di jalan raya pada tengah malam.
“Saya kira anak-anak bisa dikontrol di lingkungan perumahan saja. Kalau ada di hotel malam hari sama orangtua kenapa tidak boleh. Yang tidak boleh kan melakukan kegiatan yang membahayakan orang lain. Kalau kamu keluyuruan di hotel boleh nggak? Boleh aja. Yang tidak boleh kalau membawa kendaraan kebut-kebutan di tengah malam,” tuturnya.
Kendati demikian, lanjutnya, Ahok menginginkan dikeluarkannya peraturan jam malam bagi pelajar tidak dilatarbelakangi kasus kecelakaan yang mengakibatkan enam orang tewas oleh Dul, anak pasangan selebritis Ahmad Dhani dan Maia Estianty. Justru aturan tersebut diterbitkan berdasarkan kebutuhan untuk membuat kehidupan para pelajar di Jakarta lebih terarah dan semakin baik.
“Jadi jangan gara-gara ada kasus anak kecil nabrak itu, terus ada jam malam juga. Ya tidak semudah itu lah,” cetusnya.